Contoh Proposal Penerapan Model Pembelajaran Sinektik Dalam Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Arab

KATA PENGANTAR

       Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi  Maha Penyayang, penulis memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini. Begitu pula Shalawat serta Salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta sahabat, keluarga dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.

       Dalam penyusunan proposal ini penulis banyak mengalami kesulitan dan rintangan, namun berkat bantuan yang diberikan dari berbagai pihak, baik itu dari Ibu Akla maupun dari teman-teman sehingga kesulitan-kesulitan tersebut bisa teratasi dengan baik.
       Dengan demikian penulis lewat lembaran ini hendak menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada mereka, teriring do’a akan segenap bantuannya dalam urusan penyelesaian makalah ini, sehingga bernilai ibadah disisi Allah SWT.

     Akhirnya penyusun menyadari bahwa proposal ini bukanlah sebuah proses akhir dari segalanya, melainkan langkah awal yang masih memerlukan banyak koreksi, olehnya itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk penyempurnaan penelitian selanjutnya. Amin.


Metro, 20 Desember 2015


Muluk Ahmadi
1300792





DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL     i

KATA PENGANTAR     ii

DAFTAR ISI     iii

BAB I    PENDAHULUAN     1
A.    Latar Belakang     1
B.    Identifikasi Masalah     2
C.    Pembatasan Masalah     2
D.    Pertanyaan Penelitian     2
E.    Tujuan dan Manfaat Penelitian     3


BAB II    KAJIAN TEORETIK     4
A.    Desikripsi Konseptual     4
1.    Pengertian Menulis     4
2.    Pengertian Model Pembelajaran     4
3.    Pengertian Model Pembelajaran Sinektik     5
4.    Langkah-langkah Model Pembelajaran Sinektik     6
B.    Hipotesis Tindakan     7


BAB III    METODOLOGI PENELITIAN     8
A.    Desain Penelitian     8
B.    Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel     9
C.    Definisi Operasional Variabel     9
D.    Teknik Pengumpulan Data     10
E.    Teknik Analisis Data     10
F.    Fase-Fase Penelitian     11


DAFTAR PUSTAKA     15





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
       Keterampilan berbahasa meliputi empat keterampilan yakni keterampilan mendengarkan, berbicara,  membaca, dan menulis. Keempat aspek ini terintegrasi dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang diselenggarakan di sekolah.

       Keterampilan menulis dalam pembelajaran adalah suatu hal yang penting. Hal ini seperti yang ungkap oleh Tarigan bahwa keterampilan menulis berfungsi sebagai alat komunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Dalam kegiatan menulis ini, penulis harus terampil memanfaatkan struktur bahasa dan kosa kata. Selain itu, keterampilan menulis ini tidak akan  datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Namun, dalam praktiknya di sekolah masih belum dimaksimalkan khususnya pembelajaran menulis bahasa arab.

       Hal ini dikuatkan dengan banyaknya siswa yang merasa sulit sehingga kurang minat untuk mempelajarinya. Mereka juga kurang aktif dalam bertanya jika menemui kesulitan karena malu, gengsi (takut dianggap tak pintar), atau mungkin sungkan pada guru yang mengajar, akibatnya jika disuruh menjawab pertanyaan secara langsung banyak yang tidak bisa karena pemahaman mereka terhadap teknik menulis masih rendah. Rendahnya pemahaman siswa  terhadap keterampilan menulis bahasa arab ini juga dapat dilihat hasil prestasi belajar siswa yang belum optimal.

       Untuk mengatasi hal tersebut di atas diperlukan Penelitian kuantitatif dengan mengimplementasikan model pembelajaran sinektik guna meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep keterampilan menulis bahasa arab . Model sinektik ini merupakan strategi pengajaran yang baik sekali untuk mengembangkan kemampuan kreatif dalam menulis.


B.    Identifikasi Masalah
a.    Siswa tidak mampu memahami keterampilan menulis bahasa arab
b.    Siswa tidak berminat mempelajari teknik menulis bahasa arab
c.    Siswa tenggelam dalam asumsi bahwa menulis merupakan hal sulit

C.    Pembatasan Masalah
       Penelitian kuantitatif ini dibatasi pada penelitian terhadap siswa kelas VIII SMP Darul ‘Ulum Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2015/2016, khususnya pada peningkatan keterampilan menulis sebagai variable Y dan hasil belajar siswa sebagai variable X dengan model pembelajaran sinektik.

D.    Pertanyaan Penelitian
        Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
1.     Bagaimana penerapan Model Pembelajaran Sinektik pada siswa kelas VIII SMP Darul ‘Ulum Sekampung TP.2015/2016 ?
2.     Bagaimanakah tingkat keterampilan menulis siswa kelas VIII SMP Darul ‘Ulum Sekampung TP. 2015/2016 sebelum dan sesudah penerapan Model Pembelajaran Sinektik ?

E.    Tujuan dan Manfaat Penelitian

       a.  Tujuan
Secara Umum, tujuan penelitian ini adalah:
1.    Untuk meningkatkan pemahaman diri pada keterampilan menulis bahasa arab.
2.    Untuk meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa pada keterampilan menulis bahasa arab.
3.    Untuk mengetahui pengaruh model sinektik  dalam meningkatkan keterampilan menulis bahasa arab siswa kelas VIII SMP Darul ‘Ulum.

       b.  Manfaat Penelitian
a)    Bagi peserta didik
1.    Dapat meningkatkan pemahaman pada keterampilan menulis bahasa arab.
2.    Dapat meningkatkan kemampuan keterampilan menulis bahasa arab.
b)    Bagi peneliti
1.    Untuk meningkatkan kemampuan peneliti dalam mengembangkan variasi model pembelajaran agar lebih mudah difahami
2.    Untuk melatih peneliti dalam melakukan penelitian
c)    Bagi sekolah
1.    Untuk meningkatkan profesionalisme guru
2.    Dapat meningkatkan mutu lulusan SMP Darul ‘Ulum
d)    Bagi perpustakaan sekolah
1.    Dapat menambah referensi bacaan baru
2.    Sebagai acuan penelitian bagi guru lain




BAB II
KAJIAN TEORITIK

A.    Deskripsi Konseptual
    1.    Pengertian Menulis
       Menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai. Menurut Djago Tarigan menulis berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan. Sumarno juga mengungkapkan pendapatnya mengenai menulis yaitu: meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain.

        Menulis dapat dianggap sebagai suatu proses maupun suatu hasil. Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Oleh karena itu menulis merupakan keterampilan yang sukar dan kompleks.

      Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang dijabarkan di atas, penulis menyimpulkan bahwa menulis merupakan kegiatan berupa penuangan ide/gagasan dengan kemampuan yang kompleks melalui aktivitas yang aktif produktif dalam bentuk simbol huruf dan angka secara sistematis sehingga dapat dipahami oleh orang lain.

2.    Pengertian Model Pembelajaran
       Model pembelajaran merupakan cara/teknik penyajian yang digunakan guru dalam proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran . Ada beberapa model-model pembelajaran seperti ceramah, diskusi, demonstrasi, studi kasus, bermain peran (role play) dan lain sebagainya. Yang tentu saja masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihan. Metode/model sangat penting peranannya dalam pembelajaran, karena melalui pemilihan model/metode yang tepat dapat mengarahkan guru pada kualitas pembelajaran efektif.

       Dari pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa model pembelajaran dapat diartikan sebagai cara, contoh maupun pola, yang mempunyai tujuan meyajikan pesan kepada siswa yang harus diketahui, dimengerti, dan dipahami yaitu dengan cara membuat suatu pola atau contoh dengan bahan-bahan yang dipilih oleh para pendidik/guru sesuai dengan materi yang diberikan dan kondisi di dalam kelas.

3.    Pengertian Model Pembelajaran Sinektik
       Istilah sinektik berasal dari bahasa Yunani yang berarti penggabungan unsur-unsur atau gagasan-gagasan yang berbeda-beda yang tampaknya tidak relevan. Menurut William J.J. Gordon, sinektik berarti strategi mempertemukan berbagai macam unsur, dengan menggunakan kiasan untuk memperoleh satu pandangan baru. Selanjutnya Model Sinektik yang ditemukan dan dirancang oleh William JJ Gordon ini berorientasi meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, ekspresi kreatif, empati dan wawasan dalam hubungan sosial.

       Suatu pendekatan baru yang menarik dalam mengembangkan kreativitas telah dirancang oleh Gordon ini merupakan strategi pengajaran yang baik sekali untuk mengembangkan kemampuan kreatifitas . Dalam proses pembelajaran, pengembangan dimensi kreativitas sangat penting dan dapat dilaksanakan melalui berbagai kegiatan. Kreativitas merupakan hal yang penting dan menjadi salah satu ciri manusia yang berkualitas. Untuk mencapai hal itu, perlulah sikap dan perilaku kreatif dipupuk sejak dini. Perilaku kreatif dapat dipupuk dengan model pembelajaran sinektik karena karakter yang dimilikinya.

       Karakter dari model sinektik dapat meningkatkan kreatifitas seseorang dalam kehidupannya. Ada empat gagasan model pembelajaran sinektik , yaitu:
a.    Kreativitas penting di dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Penekanan padakeativitas sebagai bagian dari kegiatan keseharian dari kehidupan kita. Setiapindividu selalu menghubungkan proses kreativitas dengan kegiatan yangdilakukan. Kreativitas dilihat sebagai bagian dari pekerjaan keseharian, maka model sinektik ini dirancang untuk mendorong kapasitas kreativitas dandorongan untuk memperkokoh hubungan-hubungan sosial.
b.    Proses kreatif tidak sepenuhnya merupakan hal yang misterius. Banyak aspek pada proses kreatif yang dapat dijelaskan dan bahkan sangat mungkin bagi seseorang untuk mengarahkan dirinya sehingga mampu mendorong berkembangnya kreativitas.
c.    Temuan tentang kreatif berlaku sama pada berbagai bidang, baik seni dan ilmu pengetahuan.
d.    Bahwa penemuan/ berpikir kreatif (creative thinking) individu pada prinsipnya tidak berbeda.

4.    Langkah- Langkah Pembelajaran Model Sinektik
       Dalam model sinektik ini sangat menitik beratkan proses kreatif, yang mampu memperkenalkan jarak konseptual antara siswa dengan mata pelajaran yang menunjang motivasi dan imajinasi serta memecahkan masalah (solving the problem). Menurut Waluyo, ada tiga langkah dalam model sinektik ini, yaitu sebagai berikut :
a.    Analogi Langsung (Direct Analogy)
      Analogi langsung memerlukan penjajaran problem yang dihayati setelah membaca atau menonton sesuatu secara paralel. Pada analogi langsung dibedakan objek atau konsep sederhana dan tekanan pada pertentangan. Ada dua tahap analogi langsung, yaitu (1) menciptakan suatu yang baru, dan (2) menciptakan keanehan (kejutan).
b.    Analogi personal (Personal Analogy)
      Proses analogi langsung akan menghasilkan analogi personal, yang harus dicatat dan di analisis secara personal. Dalam hal ini siswa akan mengidentifikasi masalah yang dibahas. Siswa harus mencoba berpikir dan merasa, bagaimana seandainya siswa menjadi penulis.
c.    Konflik Kempaan/Termampatkan (Compressed Conflict)
      Analogi personal akan menghasilkan konflik kempaan, yang akan mempertahankan dua sudut pandangan yang berbeda. Dengan konflik kempaan, siswa dapat memahami apa yang telah dibaca atau dilihat dari dua sudut pandangan yang berbeda. Dengan konflik kempaan juga akan ditemukan pengertian atau wawasan baru.

B.    Hipotesis Tindakan
       Berlandaskan kajian teori yang telah diuraikan di atas, hipotesis penelitian ini adalah jika pembelajaran menulis bahasa arab kelas VIII menggunakan model sinektik, maka keterampilan menulis siswa akan mengalami peningkatan.




BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.    Desain Penelitian
       Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data numerical atau angka yang diperoleh dengan metode statistik serta dilakukan pada penelitian inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperoleh signifikansi hubungan antara variabel yang diteliti. Sugiyono mengemukakan penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis.

       Merujuk pada pendapat di atas, penelitian ini adalah suatu proses yang dimulai dengan observasi dalam bentuk penghimpunan data awal. Selanjutnya pengkajian teori dan kerangka teori, pengajuan hipotesis dan diakhiri dengan kesimpulan. Berdasarkan pendekatan penelitian yang digunakan, maka desain penelitian sebagai model konstelasi penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

       Desain penelitian yang menjadi model penelitian untuk pengukuran pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat mencakup penjelasan sebagai berikut :
a.    X1 adalah variabel bebas Model Sinektik yang diposisikan sebagai variabel antecedent.
b.    Y adalah variabel terikat Peningkatan Keterampilan Menulis siswa Kelas VIII yang diposisikan sebagai variabel konsekuensi.
c.    XY adalah parameter struktural yang menjadi model pengukuran pengaruh X terhadap Y.
d.    E (epsilon) adalah faktor-faktor lain yang juga turut mempengaruhi Y tapi tidak diteliti.

B.    Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
       Sebagai subyek dan obyek dalam penelitian, populasi yang akan peneliti ambil adalah siswa SMP Darul’ Ulum Sekampung dan yang menjadi sampelnya adalah seluruh siswa kelas VIII. Teknik Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik systematic sampling atau biasa disebut pengambilan sampel sistematis . Dalam pengambilan sampel ini, setiap individu dalam daftar populasi diseleksi menjadi sampel.

C.    Definisi Operasional Variabel
       Menulis merupakan kegiatan berupa penuangan ide/gagasan dengan kemampuan yang kompleks melalui aktivitas yang aktif produktif dalam bentuk simbol huruf dan angka secara sistematis sehingga dapat dipahami oleh orang lain.

     Sinektik berarti strategi mempertemukan berbagai macam unsur, dengan menggunakan kiasan untuk memperoleh satu pandangan baru.


D.    Teknik Pengumpulan Data
       Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data primer (data yang diperoleh langsung dari sumbernya) dan data sekunder (data yang diperoleh tidak langsung dari sumbernya) adalah berikut :

a.    Studi Kepustakaan. Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data sekunder dari berbagai buku, dokumen dan tulisan yang relevan untuk menyusun konsep penelitian serta mengungkap obyek penelitian. Studi kepustakaan dilakukan dengan banyak melakukan telaah dan pengutipan berbagai teori yang relevan utuk menyusun konsep penelitian. Studi kepustakaan juga dilakukan untuk menggali berbagai informasi dan data faktual yang terkait atau merepresentasikan masalah-masalah yang dijadikan obyek penelitian, yaitu keterampilan menulis bahasa arab.

b.    Teknik Wawancara. Teknik wawancara adalah teknik pengumpulan data primer dari para pihak yang dijadikan informan penelitian. Teknik wawancara dilakukan dengan mempersiapkan terlebih dahulu Pedoman Wawancara. Pedoman wawancara tersebut berisi pokok-pokok pertanyaan terbuka untuk diajukan kepada para informan penelitian.

c.    Observasi. Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung ke lokasi dan obyek penelitian. Observasi dilakukan untuk memperoleh berbagai informasi dan data faktual serta memahami situasi dan kondisi dinamis obyek penelitian. Observasi dilakukan dengan mengunjungi SMP Darul ‘Ulum Sekampung.

E.    Teknik Analisis Data
      Setelah rangkaian data terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis data dengan prosedur dan teknis pengolahan berikut :

1.    Melakukan pemilahan dan penyusunan klasifikasi data;
2.    Melakukan penyunting data dan pemberian kode data untuk membangun kinerja analisis data;
3.    Melakukan konfirmasi data yang memerlukan verifikasi data dan pendalaman data; dan
4.    Melakukan analisis data sesuai dengan konstruksi pembahasan hasil penelitian.

     Pengolahan data dilakukan dalam beberapa tahapan. Tahap pertama pengolahan data dimulai dari penelitian pendahuluan hingga tersusunnya usulan penelitian. Tahap kedua, pengolahan data yang lebih mendalam dilakukan dengan cara mengolah hasil kegiatan wawancara dan pengumpulan berbagai informasi lapangan di lokasi penelitian. Tahap ketiga, setelah itu dilakukan pemeriksaan keabsahan data hasil wawancara dengan sejumlah nara sumber yang dijadikan informan penelitian serta membandingkan data tersebut dengan berbagai informasi yang terkait. Pada tahap ini, pengolahan data dianggap optimal apabila data yang diperoleh sudah layak dianggap lengkap dan dapat merepresentasikan masalah yang dijadikan obyek penelitian. Tahap akhir adalah analisis data dalam rangka menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang dilakukan dengan pendekatan analisis triangulasi.

F.    Fase-Fase Penelitian
       Unsur kegiatan atau sintaksis merujuk pada rincian atau tahapan kegiatan model sehingga fase-fase kegiatan model tersebut teridentifikasi dengan jelas. Unsur kedua pembangun model sinektik ini adalah proses belajar mengajar sebagai struktur model pembelajaran.

      Ada dua strategi dari model pembelajaran sinektik, yaitu strategi pembelajaran untuk menciptakan sesuatu yang baru (creating something new) dan strategi pembelajaran untuk melazimkan terhadap sesuatu yang masih asing (making the strange familiar) . Kedua strategi dari model pembelajaran sinektik dapat dilihat pada uraian berikut:

1.   Menciptakan Sesuatu yang Baru
    Tahap Pertama:
Mendeskripsikan kondisi nyata pada saat itu.
Guru mengharapkan siswa mampu mendeskripsikan situasi atau topik sebagaimana yang dilihat pada saat itu
•    Tahap Kedua:
Analogi langsung
Siswa mengajukan analogi langsung, memilih salah satu, dan menjelaskan lebih lanjut
•    Tahap Ketiga:
Analogi langsung
Siswa melakukan analogi sebagaimana yang mereka pilih pada tahap kedua
•    Tahap Keempat:
Konflik kempaan
Siswa membuat deskripsi sesuai tahap I dan II, dan mengembangkan konflik kempaan, dan memilih salah satu
•    Tahap Kelima:
Analogi langsung
Siswa mengembangkan dan menyeleksi analogi langsung lainnya berdasarkan kempaan
•    Tahap Keenam:
Ujicoba terhadap tugas semula
Guru meminta siswa meninjau kem-bali tugas semula dan menggunakan analogi terakhir.
2.   Melazimkan Sesuatu yang Asing
•    Tahap Pertama:
Input Substantif 
Guru memberi informasi topik baru
•    Tahap Kedua:
Analogi Langsung
Guru mengajukan analogi langsung dan meminta siswa mendeskripsikan analogi tersebut
•    Tahap Ketiga:
Analogi Personal
Guru meminta siswa membuat analogi personal
•    Tahap Keempat:
Membandingkan Analogi
Siswa mengidentifikasi dan
Menjelaskan butir-butir yang sama di antara materi sedang dibahas dan analogi langsung
•    Tahap Kelima:
Menjelaskan berbagai perbedaan
Siswa menjelaskan analogi-analogi yang salah atau berbeda
•    Tahap Keenam:
Eksplorasi
Siswa menjelaskan kembali topik semula menurut bahasanya sendiri
•    Tahap Ketujuh:
Memunculkan Analogi Baru
      Siswa memberikan analoginya sendiri dan menjelaskan mana yang sama atau berbeda
Berdasarkan dua strategi di atas, penelitian ini menggunakan strategi kedua. Alasannya, strategi ini baik sekali untuk mengembangkan kemampuan kreatif dalam menulis.
Blogger
Disqus

No comments