Makalah Hubungan Sekolah Dengan Lingkungan Sebagai Sistem Eksternal
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Administrasi pendidikan merupakan suatu proses kegiatan atau rangkaian
perbuatan yang diselenggarakan dalam rangka usaha kerja sama untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Salah satu sistem yang memungkinkan
proses pendidikan berlangsung secara konsisten dan berkesinambungan dalam
mencapai tujuannya adalah institusi atau lembaga pendidikan. Lingkungan pendidikan merupakan institusi atau lembaga
pendidikan di mana pendidikan itu berlangsung. Selain itu, lingkungan
pendidikan merupakan salah satu faktor eksternal yang ikut berperan dalam
menciptakan prestasi belajar dalam proses kependidikan. Perlu
kiranya ditambahkan bahwa setiap pemimpin pendidikan, terutama kepala sekolah,
hendaknya mengetahui bahwa selain lingkungan internal sekolah, lingkungan
eksternal sekolah yaitu masyarakat besar pengaruhnya terhadap perkembangan
lembaga pendidikan.
B.
Rumusan masalah
1.
Bagaimanakah hubungan sekolah dengan
lingkungan sebagai sistem eksternalnya.
2.
Apakah tujuan hubungan sekolah dan masyarakat.
3.
Bagaimanakah jenis-jenis hubungan sekolah dan masyarakat
C.
Tujuan
1.
Mengetahui hubungan sekolah dan
lingkungan sebagai sistem eksternal
2.
Mengetahui tujuan hubungan sekolah
dan masyarakat
3.
Mengetahui jenis-jenis hubungan
sekolah dan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sekolah dan lingkungan eksternalnya
Istilah “sekolah” disini merupakan konsep yang
luas, yang mencangkup baik lembaga pendidikan formal maupun lembaga pendidikan
nonformal. Sedangkan istilah “lingkungan eksternal” merupakan konsep yang mengacu kepada semua individu,
kelompok, lembaga atau organisasi yang berada diluar sekolah sebagai lembaga
pendidikan.[1] Oleh
karena itu selain peran lingkungan internal sekolah, peran lingkungan eksternal
sekolah juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan lembaga pendidikan
tersebut. Lingkungan pendidikan menunjuk
kepada situasi dan kondisi yang mengelilingi dan mempunyai pengaruh terhadap
perkembangan pribadi. Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada
di sekitar manusia,baik berupa benda mati,makhluk hidup ataupun
peristiwa-peristiwa yang terjadi termasuk kondisi masyarakat terutama yang
dapat memberikan pengaruh kuat kepada individu. Seperti lingkungan tempat
pendidikan berlangsung dan lingkungan tempat anak bergaul. Lingkungan ini
kemudian secara khusus disebut sebagai lembaga pendidikan sesuai dangan jenis
dan tanggung jawab yang secara khusus menjadi bagian dari karakter lembaga.
Sedangkan lembaga pendidikan adalah organisasi atau
kelompok manusia yang karena satu dan lain hal memikul tanggung jawab atas
terlaksananya pendidikan.Badan pendidikan ini bertugas memberi pendidikan
kepada terdidik.Secara umum fungsi lembaga-lembaga pendidikan adalah
menciptakan situasi yang memungkinkan proses pendidikan dapat
berlangsung,sesuai dengan tugas yang dibebankan kepadanya.Karena itu situasi
lembaga pendidikan harus berbeda dengan situasi lembaga lain.
Menurut Hasbullah lingkungan pendidikan mencakup
:
1.
Tempat (lingkungan
fisik),keadaan iklim,keadaan tanah,keadaan alam.
2.
Kebudayaan (lingkungan budaya)
dengan warisan budaya tertentu seperti bahasa,seni,ekonomi,ilmu
pengetahuan,pandangan hidup dan pandangan keagamaan.
3.
Kelompok hidup bersama
(lingkungan sosial atau masyarakat) keluarga,kelompok bermain.
Lingkungan pendidikan memiliki pengaruh yang
berbeda-beda terhadap peserta didik.Perbedaan pengaruh tersebut tergantung
jenis lingkungan pendidikan tempat peserta didik terlibat didalamnya.Hal ini
karena masing-masing jenis lingkungan pendidikan memiliki situasi sosial yang
berbeda-beda.Situasi sosial yang di maksud meliputi faktor perencanaan,sarana
dan sistem pendidikan pada masing-masing jenis lingkungan.Intensitas pengaruh
lingkungan terhadap peserta didik tergantung sejauh mana anak dapat menyerap
rangsangan yang diberikan lingkungannya dan sejauh mana lingkungan mampu
memahami dan memberikan fasilitas terhadap kebutuhan pendidikan peserta didik.
B.
Pentingnya hubungan sekolah dengan
masyarakat
Pandangan filosofis tentang hakikat sekolah itu
sendiri dan hakikat masyarakat, dan bagaimana hubungan antara keduanya.
a)
Sekolah adalah bagian yang integral dari masyarakat; ia
bukan merupakan lembaga yang terpisah dalam masyarakat.
b)
Hak hidup dan kelangsungan hidup
sekolah bergantung pada masyarakat.
c)
Sekolah adalah lembaga sosial yang
berfungsi untuk melayani anggota-anggota masyarakat dalam bidang pendidikan.
d)
Kemajuan sekolah dan kemajuan
masyarakat saling berkolerasi; keduanya saling membutuhkan.
e)
Masyarakat adalah pemilik
sekolah; sekolah ada karena masyarakat memerlukannya.[2]
C.
Tujuan hubungan sekolah dan
masyarakat.
Mengenai tujuan sekolah dan masyarakat, T. Sianipar
meninjaunya dari sudut kepentingan kedua lembaga tersebut, yaitu kepentingan
sekolah dan kepentingan kedua sekolah dan kepentingan masyarakat itu sendiri. Ditinjau dari kepentingan sekolah, pengembangan penyelenggaraan
hubungan masyarakat bertujuan untuk:
1.
Memelihara kelangsungan hidup
sekolah.
2.
Meningkatkan mutu pendidikan
di sekolah yang bersangkutan.
3.
Memperlancar proses belajar-mengajar.
4.
Memperoleh dukungan dan
bantuan dari masyarakat yang diperlukan dalam pengembangan dan pelaksanaan
program sekolah.
Secara konkrit tujuan diselenggarakannya
hubungan sekolah dan masyarakat adalah:
1.
Mengenalkan pentingnya sekolah
dan masyarakat.
2.
Mendapatkan dukungan dan
bantuan sekolah maupun finansial yang diperlukan bagi pengembangan sekolah.
3.
Memberikan informasi kepada
masyarakat tentang isi dan pelaksanaan program sekolah.
4.
Memperkaya atau memperluas
program sekolah sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat.
5.
Mengembangkan kerja sama
yang lebih erat antara keluarga dan sekolah dalam mendidik anak-anak.
Menurut Elsbree dan McNally, bermacam-macam
tujuan seperti dikemukakan diatas dapat dikelompokkan menjadi tiga tujuan
pokok:
a)
Mengembangkan mutu belajar dan
pertumbuhan anak-anak.
Makin majunya konsep-konsep pendidikan menunjukkan kepada para pendidik,
terutama guru-guru disekolah, agar pendidikan dan pengajaran tidak lagi subject
matter centerd, tetapi hendaknya community life centerd. Konsep
pendidikan yang demikian mengandung implikasi-implikasi yang berhubungan dengan
masyarakat, seperti antara lain:
1.
Personel sekolah, terutama
guru-guru, hendaknya mengetahui benar-benar kondisi-kondisi masyarakat
lingkungan hidup anak-anak yang sangat penting bagi program pendidikan seperti
lingkungan alam tempat anak itu hidup, macam-macam masalah pendidikan yang
timbul di dalam masyarakat itu, adat istiadat dan kepercayaan masyarakat,
keadaan penghidupan dan ekonomi mereka, kesempatan dan sarana rekreasi bagi
anak-anak.
2.
Kepala sekolah dan guru-guru
hendaknya selalu berusaha untuk dapat bekerja sama dan memanfaatkan
sumber-sumber didalam masyarakat yang diperlukan untuk memperkaya program
sekolah.
3.
sekolah hendaknya dapat
bekerja sama dengan organisasi-organisasi dan instansi lain didalam masyarakat
yang mempunyai tugas dan kepentingan yang sama terhadap pendidikan anak-anak.
4.
guru-guru hendaknya mengikuti
perkembangan masyarakat dan selalu siap memahami dan mengkaji sumber-sumber
masyarakat yang dapat dimasukkan kedalam rencana perkembangan pendidikan.
b)
Meningkatkan tujuan dan
kehidupan masyarakat.
Didalam masyarakat demokratis, sekolah seyogyanya dapat menjadikan dirinya
sebagai pelopor dan pusat perkembangan bagi perubahan-perubahan masyarakat
didalam bidang-bidang kehidupan ekonomi, kebudayaan, teknologi, ketingkat yang
lebih tinggi.
Sekolah pembangunan harus dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1.
Sesuai dengan azas pendidikan
seumur hidup, sekolah hendaknya mempunyai dwifungsi: mampu memberikan
pendidikan formal dan juga pendidikan pendidikan nonformal, baik untuk para
pemuda maupun untuk orang dewasa pria-wanita.
2.
Sekolah hendaknya mempunyai
kurikulum, metode mengajar, serta evaluasi dan program yang menyenangkan,
merangsang dan cocok dengan tujuan pendidikan.
3.
Sekolah hendaknya merupakan
bagian integral dari masyarakat sekitarnya dan berosientasi kepada pembangunan
dan kemajuan.
4.
Sekolah hendaknya mempunyai
mekanisme untuk menjamin terpeliharanya dialog yang kontinyu antara orang-orang
tua murid-masyarakat. Dan juga dialog intera sekolah dan antar sekolah.
D.
Jenis-jenis hubungan sekolah dan masyarakat
Hubungan kerja sama antara sekolah dan masyarakat itu mengandung arti yang luas
mencakup beberapa bidang. Bidang-bidang yang ada hubungannya dengan pendidikan
anak-anak dan pendidikan masyarakat. Hubungan kerja sama sekolah dan masyarakat
itu dapat digolongkan menjadi tiga jenis hubungan yaitu:
a)
Hubungan edukatif yaitu
hubungan kerja sama dalam bidang mendidik/murid, antara guru disekolah dan
orang tua didalam keluarga.
b)
Hubungan kultural yaitu hubungan
kerja sama antara sekolah dengan masyarakat yang memungkinkan adanya saling
membina dan mengembangkan kebudayaan masyarakat tempat sekolah itu berada.
c)
Hubungan institusional yaitu
hubungan kerja sama antara sekolah dengan lembaga-lembaga atau instansi-instansi
resmi lain, baik swasta maupun pemerintah.[3]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada
di sekitar manusia,baik berupa benda mati,makhluk hidup ataupun
peristiwa-peristiwa yang terjadi termasuk kondisi masyarakat terutama yang
dapat memberikan pengaruh kuat kepada individu. Seperti lingkungan tempat
pendidikan berlangsung dan lingkungan tempat anak bergaul.Lingkungan ini
kemudian secara khusus disebut sebagai lembaga pendidikan sesuai dangan jenis
dan tanggung jawab yang secara khusus menjadi bagian dari karakter lembaga.
Sekolah dan lingkungannya harus berjalan dengan baik, hubungan sekolah dan
masyarakat sangat berpengaruh terhadap perkembangan lembaga pendidikan.
B.
Saran
Sebagai pemimpin lembaga pendidikan harus mampu
mengelola dan mengatur sekolah dan lingkungannya, baik yang internal maupun
eksternal, dengan begitu akan tercipta hubungan yang harmonis demi kemajuan
dunia pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
·
Drs. M. Ngalim,. Administrasi
Dan Suvervisi Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya. Bandung: 2003. hlm.188.
·
Annur, Saipul, 2008. Administrasi
Pendidikan. Jakarta: Grafika Tolendo Press.
·
Burhanuddin, Yusak,. 2005.Administrasi
Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia