Makalah Ilmu Dakwah - Memahami Macam-Macam Dakwah
BAB
I
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN DAKWAH
Dakwah adalah kegiatan
yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat
kepada Allah Subhaanahu wa ta’ala sesuai dengan garis
aqidah, syari’at dan akhlak Islam. Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da’a
yad’u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan. Secara istilah yaitu
mendorong manusia dan mengajak mereka berbuat kebaikan dan mencegah kemungkaran.
Kata dakwah sering
dirangkaikan dengan kata “Ilmu” dan kata “Islam”, sehingga
menjadi “Ilmu dakwah” dan Ilmu Islam” atau ad-dakwah al-Islamiyah.
2. BENTUK-BENTUK DAKWAH
A. Dakwah Bi
Al-Lisan
Secara substantif, dakwah adalah ajakan yang bersifat Islami. Sedangkan
kata lisan, dalam bahasa Arab berarti “bahasa”. Maka dakwah bi al-lisan bisa
diartikan: “penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah atau
komunikasi antara da’i dan mad’u (objek dakwah). Dakwah adalah proses
mengkomunikasikan pesan-pesan Ilahiah kepada orang lain. Agar pesan itu dapat
disampaikan dan dipahami dengan baik maka, diperlukan adanya penguasaan
terhadap teknik berkomunikasi yang efektif.[1]
Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya
bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus
digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap
permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu,santun, menyejukan dan tidak
provokatif serta tidak mengandung fitnah. Da’i dalam menyampaikan informasi
ketika melakukan aktivitas dakwah, hendaklah baik, benar dan mendidik. Kualitas
perkataan seseorang mencerminkan suasana hati. Lisan yang fasih, tegar dan
penuh percaya diri merupakan gambaran kondisi hati seseorang yang tenang dan
memiliki semangat untuk menyampaikan kebenaran.
Perkataan yang tersusun rapi dari seorang da’i, merupakan jembatan pembuka
hati dan penggerak rasa bagi yang menerima panggilan/ seruan. Untuk
menghasilkan perkataan yang berkualitas dalam menyampaikan pesan dakwah, para
da’i harus memperhatikan kriteria berikut:
a)
Pikirkan terlebih dahulu materi
yang akan dibicarakan.
b)
Perhatikan kepada siapa materi
pembicaraan itu disampaikan. Da’i harus memilih kata yag tepat untuk
disesuaikan denga realitas dakwah dalam mengenal strata mad’u yang cukup
beragam baik pendidikan, pekerjaan, status sosial, bahasa, tradisi dan
lain-lain.
c)
Cari waktu yang tepat untuk
berbicara, yakni menyampaikan pesan dakwah sesuai dengan moment yang dihadapi.
d)
Usahakan agar tempat yang
digunakan sesuai dengan materi pembicaraan dan orang yang diajak berbicara.
Misalnya, ketika seorang da’I diundang untuk berbicara di pengajian arisan
keluarga, maka gaya bicara dalam memberikan tausiyah disesuaikan, misalnya
berceramah sambil duduk, sedikit rileks materinya simple, tidak terlalu
panjang.
e)
Gunakan sistem, pola, etika dan
strategi agar bisa menghasilkan pembicaraan yang baik dan berbobot. Dakwah bi
al-lisan memerlukan sebuah kemasan penyampaian pesan yang cermat, jitu dan
akurat, sehingga tepat mengenai sasaran.Pesan dakwah yang secara psikologis
menyentuh hati mad’u adalah jika materi yang disampaikan itu benar dan tepat,
baik dari segi bahasa maupun logika mad’u.
Kekuatan
kata-kata dalam kaitannya dengan bahasa dakwah yang dapat merangsang respon
psikologis mad’u, terletak pada jenis-jenis kekuatan:
a)
Karena keindahan bahasa, seperti
bait-bait syair atau puisi.
b)
Karena jelasnya informasi.
c)
Karena intonasi suara yang
berwibawa.
d)
Karena logikanya yang sangat kuat.
e)
Karena memberikan
harapan/optimisme
f)
Karena memberikan peringatan yang
mencekam
Bahasa dakwah yang digambarkan dalam Al-Qur’an, yakni tegas dalam
menetapkan urusan, dan halus cara penyelesaiannya. Pemilihan kata-kata yang
tepat ketika berdakwah, diklasifikasikan Al-Qur’an dalam beberapa bentuk sesuai
dengan siapa mad’u (objek dakwah) yang dihadapi,diantaranya:
1.
Qaulan
balighan (perkataan yang membekas pada jiwa) Menyampaikan pesan dakwah di
hadapan orang-orang munafik diperlukan bahasa yang bisa mengesankan dan
membekas pada hati mereka, sebab dihatinya banyak dusta, khianat serta ingkar
janji. Kata ‘baligh’ dalam bahasa Arab artinya sampai, mengenai sasaran, atau mencapai
tujuan. Bila dikaitkan dengan qaul (ucapan/komunikasi), ‘baligh’ berarti fasih,
jelas maknanya. Karna itu qaulan balighan dapat diartikan komunikasi yang
efektif. Da’i sebagai komunikator dituntut agar mampu berbicara yang efektif
dalam menyampaikan pesan dakwahnya agar tepat mengenai sasaran.
2.
Qaulan
layyinan (perkataan yang lembut) Pesan dakwah yang disampaikan kepada penguasa
yang dzalim dan kejam hendaknya dengan lembut karena jika dilakukan dengan
perkataan yang keras dan lantang akan memancing respon yang lebih keras dari
mereka.
3.
Qaulan
ma’rufan (perkataan yang baik) Pengertian ma’rufan secara etimologi adalah
al-khair atau al-ikhsan yang berarti baik. Jadi qaulan ma’rufan adalah
perkataan atau ungkapan yang pantas dan baik. Allah menggunakan frase ini
ketika bicara tentang kewajiban orang-orang kuat atas kaum dhuafa (lemah).
Qaulan ma’rufa berarti pembicaraan yang bermanfaat, memberikan pengetahuan,
mencerahkan pemikiran, menunjukan pemecahan terhadap kesulitan orang lemah.
4.
Qaulan
maisuran (perkataan yang ringan) Maisuran berasal dari kata
yasara-yaisiru-yusran, yang artinya mudah. Maka qaulan maisuran ialah perkataan
yang mudah diterima, ringan, pantas, dan tidak berbelit-belit. Dakwah dengan
qaulan maisuran berarti pesan yang disampaikan itu sederhana, mudah dimengerti
dan dipahami, tanpa memerlukan pemikiran yang mendalam. 5. Qaulan kariman
(perkataan yang mulia) Dakwah dengan qaulan kariman sasarannya adalah orang
yang telah lanjut usia. Sedangkan pendekatan yang digunakan ialah dengan perkataan
yang mulia, santun, penuh hormat, dan penghargaan, tidak menggurui, sebab
kondisi fisik mereka yang mulai melemah membuat mudah tersinggung apabila
menerima perkataan yang keras dan terkesan menggurui. Oleh karenanya, da’i
harus bersikap hormat terhadap mad’u yang tergolong usia lanjut seperti
memperlakukan pada orang tua sendiri.
B. Dakwah Bi Al-Qalam (At Tadwin)
Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah
melalui tulisan, seperti buku, majalah, jurnal, artikel, internet dan lain-lain.
Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu
berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Format dakwah
bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan
tidak dibatasi ruang dan waktu, bisa dibaca dimana saja serta kapanpun. Apalagi
publikasi saat ini semakin mudah, jangkauannya juga luas dan tidak terbatas,
terutama tulisan yang disebarkan di internet bisa dibaca banyak orang diseluruh
dunia. Sebuah gagasan menjadi riil dan kongkrit bila ditulis, tidak hanya
diucapkan.[2]
Para da’i harus mencontoh kreatifitas ulama salaf yang dikenal gigih
dan aktif menulis. Karya tulis mereka masih tetap eksis dan terus dikaji hingga
kini. Karena itulah buku disebut sebagai jendela ilmu, sebab buku selalu
menjadi sumber rujukan utama yang tidak mengenal basi. Disamping melalui buku,
pesan-pesan dakwah bisa dituangkan ke dalam majalah, majalah dakwah bisa
digunaka untuk menyoroti masalah sosial atau dinamika yang terjadi di
masyarakat. Kemudian mengupas masalah tersebut di berbagai sudut pandang yang
ditujukan kepada masyarakat umum, dan ditulis dengan gaya bahasa yang mudah
dimengerti oleh banyak orang. Untuk mad’u (objek dakwah) yang lingkupnya lebih
kecil, maka tulisan pesan dakwah dapat dipublikasikan lewat buletin, karena
formatnya sederhana. Tulisan dalam buletin umumnya singkat dan padat, serta
menggunaka bahasa yang formal dan yang menjadi objek sasaran adalah komunitas
tertentu, seperti para jamaah shalat jum’at di masjid-masjid.
Di era sekarang, peluang dakwah di internet terbuka lebar. Berdakwah
lewat internet bisa dengan membuat blog. Keunggulan internet terletak pada
kecepatan akses dan jangkauan jaringannya yang luas. Dari sinilah, para da’i
dituntut tidak hanya memiliki kemampuan bicara, namun juga kecakapan menuangkan
gagasan-gagasannya dalam sebuah tulisan.
C. Dakwah Bi
Al-Hal
Dakwah bi al-hal adalah bentuk ajakan kepada Islam dalam bentuk amal,
kerja nyata, baik yang sifatnya seperti mendirikan lembaga pendidikan Islam,
kerja bakti, mendirikan bangunan keagamaan, penyantunan masyarakat secara
ekonomis atau bahkan acara-acara hiburan keagamaan. Dakwah bi al-hal merupakan
aktivitas dakwah Islam yang dilakukan dengan tindakan nyata terhadap penerima
dakwah. Sehingga tindakan nyata tersebut sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh
penerima dakwah.[3]
Misalnya dakwah dengan membangun rumah sakit untuk keperluan masyarakat
sekitar yang membutuhkan keberadaan rumah sakit. Dakwah dengan pendekatan amal
nyata merupakan aktivitas dakwah yang harus dilakukan bagi aktivis dakwah,
sehingga dakwah tidak hanya dipahami sebagai ceramah atau dakwah bi al-lisan
saja. Karena sesungguhnya dakwah juga dapat dilakukan melalui tindakan atau
amal nyata yang dilakukan sesuai kebutuhan masyarakat.
Terhadap kaum dhuafa (lemah) diperlukan suatu strategi dakwah yang
cocok dan sesuai dengan tuntunan dan kebutuhan masyarakat kaum dhuafa tersebut.
Pemberdayaan masyarakat, khususnya melalui pemberdayaan ekonomi, sebagai
realisasi dakwah bi al-hal, adalah cara yang sangat efektif.
Menurut KH. MA. Sahal Mahfudzh bahwa untuk mengatasi kemiskinan dakwah
dapat ditempuh dengan dua jalan:
1.
Memberi motivasi kepada kaum yang
mampu, untuk menumbuhkan solidaritas sosial.
2.
Yang paling mendasar dan mendesak
Dakwah dalam bentuk aksi-aksi nyata dan program-program yang langsung menyentuh
kebutuhan. Dakwah dengan melalui pendekatan bi al-hal inilah yang sesuai dengan
situasi dan kondisi serta kebutuhan mad’u atau sasaran dakwah dari kaum dhuafa.
Dengan demikian dakwah dapat menyentuh sasaran objek dakwah sebab yang
diperlukan masyarakat dhuafa adalah tindakan nyata untuk mengubah kondisi
masyarakat miskin yang serba kekurangan menjadi sebuah keadaan yang lebih baik
dan berkecukupan.
D. Dakwah Fardiah
Dakwah Fardiah merupakan metode
dakwah yang dilakukan seseorang kepada orang lain (satu orang) atau kepada
beberapa orang dalam jumlah yang kecil dan terbatas. Biasanya dakwah fardiah
terjadi tanpa persiapan yang matang dan tersusun secara tertib. Termasuk
kategori dakwah seperti ini adalah menasihati teman sekerja, teguran, anjuran
memberi contoh. Termasuk dalam hal ini pada saat mengunjungi orang sakit, pada
waktu ada acara tahniah (ucapan selamat), dan pada waktu upacara kelahiran
(tasmiyah).
E. Dakwah Ammah
Dakwah Ammah merupakan jenis dakwah yang
dilakukan oleh seseorang dengan media lisan yang ditujukan kepada orang banyak
dengan maksud menanamkan pengaruh kepada mereka. Media yang dipakai biasanya
berbentuk khotbah (pidato). Dakwah Ammah ini kalau ditinjau dari segi
subyeknya, ada yang dilakukan oleh perorangan dan ada yang dilakukan oleh
organisasi tertentu yang berkecimpung dalam soal-soal dakwah.
BAB II
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dakwah adalah kegiatan
yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat
kepada Allah Subhaanahu wa ta’ala sesuai dengan garis
aqidah, syari’at dan akhlak Islam. Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da’a
yad’u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan. Secara istilah yaitu
mendorong manusia dan mengajak mereka berbuat kebaikan dan mencegah kemungkaran.
Dakwah bil lisan Secara substantif, dakwah adalah ajakan yang bersifat
Islami. Sedangkan kata lisan, dalam bahasa Arab berarti “bahasa”. Maka dakwah
bi al-lisan bisa diartikan: “penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa
ceramah atau komunikasi antara da’i dan mad’u (objek dakwah).
Dakwah bit tadwin ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah
melalui tulisan, seperti buku, majalah, jurnal, artikel, internet dan
lain-lain.
Dakwah bi al-hal adalah bentuk ajakan kepada Islam dalam bentuk amal,
kerja nyata, baik yang sifatnya seperti mendirikan lembaga pendidikan Islam,
kerja bakti, mendirikan bangunan keagamaan, penyantunan masyarakat secara
ekonomis atau bahkan acara-acara hiburan keagamaan.
Dakwah Fardiah
merupakan metode dakwah yang dilakukan seseorang kepada orang lain (satu orang)
atau kepada beberapa orang dalam jumlah yang kecil dan terbatas.
Dakwah Ammah
merupakan jenis dakwah yang dilakukan oleh seseorang dengan media lisan yang
ditujukan kepada orang banyak dengan maksud menanamkan pengaruh kepada mereka.