Makalah Kronologi Penataan Administrasi Kepegawaian



BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Administrasi kepegawaian merupakan bidang yang berurusan dengan pegawai, yang seiring juga disebut personal ataupun personalia. Memang banyak urusan yang berhubungan dengan kepegawaian ini, antara lain meliputi perencanaan pengadaan, pengangkatan, pemberhentian, dan penilaian pegawai.  Selain itu pula kesejahteraan, hak dan kewajiban, dan peningkatan karierpegawai merupakan urusan administrasi kepegawaian.[1]
Administrasi kepegawaian terdiri dari dua pokok pikiran yaitu Administrasi dan kepegawaian. Administrasi berasal dari bahasa Latin, yang terdiri dari “ad” dan “ministro”. Ad berarti “kepada” dan ministro berarti “melayani”. Dengan demikian administrasi merupakan suatu sistem yang terpaut dengan organisasi. Bahkan dapat dinyatakan pula bahwa Administrasi adalah upaya mencapai tujuan secara efektif dan efisien dengan memanfaatkan orang-orang dalam suatu pola kerja sama. Sedangkan kepegawaian disebut juga personalia atau kekaryawanan dan pegawai tersebut juga personel atau karyawan.
Personalia adalah semua anggota organisasi yang bekerja untukkepentingan organisasi yaitu untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Personalia organisasi pendidikan mencakup para guru, para pegawai, dan para wakil/mahasiswa. Termasuk juga para manajer pendidikan yang mungkin dipegang oleh beberapa guru.[2]





B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas maka permasalahan mendasar yang hendak ditelaah dalam makalah ini adalah:
1.     Apa yang dimaksud dengan Administrasi kepegawaian?
2.     Bagaimana kronologi penataan pegawai?
3.     Apa yang dimaksud dengan kronologi penataan pegawai?

C.   Tujuan Masalah
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk:
1.     Mengetahui apa yang dimaksud dengan administrasi kepegawaian
2.     Mengetahui kronologi penataan pegawai










BAB II
PEMBAHASAN
Dilihat dari aspek penataan pegawai secara kronologis meliputi :
A.   Cara Memperoleh Tenaga Kerja yang Tepat
Untuk memperoleh tenaga kerja yang tepat dapat dilukan dengan cara sebagai berikut : ditest,diuji, praktek.
B.   Cara Penempatan dan Penugasan
Untuk memperoleh penempatan dan penugasan yang baik yaitu : dilakukan test penguasaan bidang yang dikuasai.
C.   Cara Pemeliharaan
Untuk memperoleh pemeliharaan yang tepat ialah : dilakukan pembekalan awal
D.   Cara Pembinaannya
Untuk memperoleh pembinaan yang tepat yaitu : diberikan pembekalan dan penataran.
E.    Cara Mengevaluasi
Untuk memperoleh evaluasi yang tepat yaitu : diuji dengan sebuah materi yang telah diberikan (wawancara).
F.    Cara Menangani Pemutusan Hubungan Kerja
Dalam hal untuk menangani pemutusan kerja dengan karyawan yang bekerja dapat diberlakukan sebagai berikut : dapat diberlakukannya aturan-aturan baik dalam cara kerja, sistem kerja,prosedur kerja dan masa kerja (kontrak kerja)
Keenam aspek yang telah disebutkan, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi empat aspek penanganan, yaitu:
1.     Recruitment atau penarikan, mulai dari pengumuman dibutuhkannya pengawai, pendaftaran, pengetesan, pengumuman diterimanya pengawai dengan pendaftaran ulang.
2.     Placement atau penempatan, yaitu proses penangan pengawai baru yang sudah melaksanakan pendaftaran ulang untuk diberi tahu pada bagian atau seksi mana mereka ditempatkan. Bagi seorang guru, placement, mempunyai arti memberikan tugas mengajar; mata pelajaran apa, di kelas berapa, hari apa saja harus hadir, dan lain-lain penugasan yang sesuai dengan bidang keahlian dan kebutuhan sekolah. Di dalam tahap ini sebenarnya penangan bukan berhenti sampai menempatkan dan memberi tugas saja¸ tetapi juga menggunakan tenaga kerja tersebut sebaik-baiknya, merangsang kegairahan kerja dengan menciptakan kondisi atau suasana kerja yang baik. Di samping itu juga memelihara kesejahteraan pengawai termasuk guru berupa gaji, insentif, hari libur, cuti, pertemuan-pertemuan yang bersifat kekeluargaan dan bentuk-bentuk kesejahteraan yang lain.
3.     Development atau pengambangan, yang dimaksudkan juga untuk peningkatan mutu pegawai baik dilakukan dengan melalui pendidikan maupun kesempatan-kesempatan lain seperti misalnya inservice training, penataran, diskusi ilmiah, loka karya, langganan majalah dan surat kabar menjadi anggota organisasi profesi, dan sebagainya. Mengatur kenaikan pangkat dan kenaikan gaji, dapat dikategorikan sebagai pemberian kesejahteraan, tetapi juga dapat dikategorikan sebagai pengembangan. Pengawai yang diberi penghargaan dengan cara pemberian kenaikan pangkat, kenaikan gaji atau pemberian kedudukan, akan mendorong pengawai tersebut untuk menjaga nama baik demi pangkat, gaji dan kedudukannya itu.
4.     Supervision and evaluation merupakan aspek terakhir dalam penangan personal. Pada tahap kedua dari administrasi personal adalah penempatan. Di dalam tahap itu personal ditempatkan, diberi tugas sesuai dengan kemampuannya. Sudah wajarlah bahwa pada saat-saat tertentu personil tersebut diperiksa apakah apa yang mereka lakukan sudah sesuai dengan tugas yang seharusnya dilakukan ataukah belum. Selain itu evaluasi atau penilaian juga dilakukan untuk mengetahui tingkat kenaikan kemampuan personal setelah mereka memperoleh pembinaan dan pengembangan. Istilah supervisi merupakan istilah baru dari penilaian atau pengawasan. Di dalam fungsi administrasi, tahap terakhir dari deretan fungsi tersebut adalah controlling, atau kalau digunakan istilah lain, evaluating. Supervisi yang menurut istilah bahasa Inggris supervision mengandung maksud pembinaan. Tetapi di dalamnya terkandung juga pengertian menilai, melihat keadaan, untuk selanjutnya dimaksudkan agar dapat diberikan pembinaan setepat-tepatnya berdasarkan hasil penilaian itu.
Administrasi kepegawaian adalah suatu seni untuk memilih pegawai-pegawai baru dalam memperkerjakan pegawai-pegawai yang telah adasedemikian rupa, sehingga diperoleh atau di capai hasil/faedah dan pelayanan yang sebesar-besarnya, baik mengenai kualitas maupun mengenai kuantitas dari tenaga kerja itu. (personal Administration is the art of selecting new amployees and making use of old ones in such manner that the maximum quality and quantity of out put and service are obtained from the working force).
Sehubungan dengan batasan(definisi) tersebut di atas, maka program kepegawaian itu menurut Felix A. Nigron menekan/menitikberatkan kepada faktor-faktor yang berikut:
1.     Pengembangan struktur organisasi yang sehat untuk melaksanakan program kepegawaian, dimana tanggung jawab/tugas dari setiap pegawai ditentukan dengan tegas dan jelas.
2.     Adanya klasifikasi(penggolongan) jabatan yang sistematis dan luwes (flexible) serta adanya rencana gaji yang adil mengingat adanya saingan yang berat dari sektor swasta/
3.     Adanya suatu reqruitment( pengusahaan tenaga kerja) dan atraction (penarikan) tenaga-tenaga yang baik dengan jalan teknik “reqruitment” yag maju.
4.     Adanya sistem seleksi yang baik yang menjamin adanya pengangkatan calon-calon pegawai yang paling cakap dan penempatannya dalam jabatan-jabatan/pekerjaan-pekerjaan yang paling sesuai.
5.     Adanya rencana in-service-training (latihan jabatan) yang luas dengan maksud untuk menambah keahlian/kecakapan pegawai-pegawai, membangunkan semangat kerja dan mempersiapkan mereka untuk promotions(kenaikan-kenaikan pankat)
6.     Adanya suatu rencana menilai kecakapan pagawai-pegawai secara berkala(periodik) dan teratur dengan tujuan untuk menambah hasil kerja dan untuk meneliti dan menetapkan pegawai-pegawai yang paling cakap.
7.     Adanya suatu rencana kenaikan-kenaikan pangkat yang pertama didasarkan atas jasa(kecakapan) pegawai dengan adanya sistem jabatan, dimana pegawai-pegawai yang baik ditempatkan pad jabatan-jabatan yang sesuai dengan kecakapannya sehingga mereka dapat mencapai tingkatan jabatan yang paling tinggi.
8.     Adanya usaha-usaha/kegiatan-kegiatan untuk memperbaiki hubungan antarmanusia.
9.     Adanya suatu program yang lengkap baik memelihara, mempertahankan semangat disiplin pegawai-pegawai [3]

BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa kronologi penataan pegawai di bagi menjadi 6 yaitu:
1.     Cara memperoleh tenaga kerja yang tepat,
2.     Cara penempatan dan penugasan,
3.     Cara pemeliharaan,
4.     Cara pembinaannya,
5.     Cara mengevaluasi, dan
6.     Cara menangani pemutusan hubungan kerja

B. Penutup
Demikianlah makalah yang kami susun, yang tentunya masih banyak sekali kekurangannya. Dan di dalam penyusunan makalah ini penulis mengambil beberapa referensi disebabkan ilmu pengetahuan penulis yang masih sangatlah dangkal, sehingga penulis mengambil refrensi dari beberapa sumber. Mudah-mudahan apa yang telah penulis usahakan ada manfaatnya bagi khususnya kepada penulis pribadi dan para mahasiswa STAIN Jurai Siwo Metro prodi Bahasa Arab. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Marsaid,M. Pd. I sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan arahan tentang penyusunan makalah ini sehingga sangat membantu proses penyusunan makalah ini. Dan tak lupa penulis ucapkan kepada semua pihak yang mendukung tersusunannya makalah ini.




DAFTAR PUSTAKA

Kartamiharja, Supandi dan Rustana Ardiwinata. 1997.Administrasi Pendidikan. Jakarta:
DEPAG
Pidarta, Made. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta



[1] Dr. Supandi Kartamihardja dan Drs. Rustana Ardiwinata, Materi Pokok Administrasi Pendidikan,
DEPAG, Jakarta, cet. VI, hal. 25
[2] Prof.  DR. MADE PIDARTA, Manajemen Pendidikan Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, cet. II, edisi
revisi, hal. 108
[3] Dr. Supandi Kartamihardja dan Drs. Rustana Ardiwinata, Materi Pokok Administrasi Pendidikan,
DEPAG, Jakarta, cet. VI, hal. 71
Blogger
Disqus

No comments