Makalah Pendekatan Sistem Pendidikan Islam
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
penyusunan makalah ini dapat diselesaikan, dengan harapan makalah ini dapat
membantu proses pembelajaran.Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada
keharibaan junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, karena berkat bimbingan beliaulah
kita sekarang hidup dalam Iman dan Islam, sehingga
kiranya kita dapat melanjutkan perjuangan risalah beliau hingga akhir hayat.
Makalah ini disusun berkenaan dengan salah satu tugas mata kuliah
Ilmu Pendidikan Islam.Dalam makalah ini penyusun akan membahas tentang “Konsep
Dasar dan Pendekatan sistem Pendidikan Islam”. Kami tak lupa pula mengucapkan
terima kasih kepada segenap pihak yang ikut terlibat membantu untuk kelancaran
penyusunan makalah ini dan terimakasih pula kami ucapakan kepada Bapak Basri, MAg
sebagai dosen pembimbing mata kuliah ilmu pendidikan islam, serta arahan dalam
tekhnik penyusunan makalah ini.
Semoga apa yang telah kami kerjakan kiranya bermanfaat kepada kita
semua, dan tak lupa pula kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun, agar kami dapat melakukan perbaikan dalam penyusunan kedepan.
Metro, 20
September 2013
Penulis
|
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
B.
Tujuan
Pembahasan
C.
Metode
Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Konsep Dasar
Pendidikan Islam
1.
Pengertian
Ta’dib
2.
Pengertian
Ta’lim
3.
Pengertian
Tarbiyah
B. Pendekatan Sistem Dalam Pendidikan Islam
1. Pendekatan Pengalaman
2. Pendekatan Kebiasaan
3. Pendekatan Emosional
4. Pendekatan Keteladanan
C.
Ciri-Ciri
Sebuah Sistem Dam Komponennya
a.
Sistem Ibadah
b.
Pembinaan
Rohani
c.
Pendidikan
Intelektual
d.
Pendidikan
Jasmani
D.
Perbedaan Pendidikan Islam dan pendidikan non
Islam
E.
Prinsip-prinsip Sistem Pendidikan Islam
1.
Prinsip Tauhid
2.
Prinsip
Intregasi
3.
Prinsip
Keseimbangan
4.
Prinsip
Kesamaan
5.
Prinsip
pendidikan seumur hidup
6.
Prinsip
keutamaan
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Dewasa ini sering terjadi diskusi berkepanjangan berkenaan dengan
wacana apakah Islam memiliki konsep tentang pendidikan ataukah tidak. Sementara
para ahli beranggapan, bahwa Islam tidak memiliki konsep, karena itu maka
penerapan pendidikan selama ini, hanyalah mengadopsi konsep dan sistem
pendidikan barat, yang kini mendominasi sistem pendidikan secara global.dalam
makalah ini penulis akan memaparkan bahwa islam juga mempunyai konsep dalam
pendidikan beserta sistem dan prinsip pendidikan islam.
B.
Tujuan
Pembahasan
Pembicaraan tentang konsep dasar pendidikan islam ini mencakup
pengertian istilah tarbiyah,ta’lim,ta’dib dan pendidikan islam. Analisis ini
dimaksudkan untuk mendapatkan konsep yang lebih tepat tentang pendidikan islam.
C.
Metode Penulisan
Makalah ini ditulis dalam tiga bab, Bab
pertama berisi pendahuluan, kemudian Bab kedua berisi pembahasan yang dibahas
yakni Konsep Dasar dan Pendekatan Sistem Pendidikan Islam, dan selanjutnya pada
Bab ke tiga berisi kesimpulan sekaligus penutup dari pembahasan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Konsep
Dasar Pendidikan Islam
Yang dimaksud dengan dasar
pendidikan adalah pandangan hidup yang mendasari seluruh aktifitas pendidikan.
Karena dasar menyangkut masalah ideal dan fundamental, maka diperlukan landasan
dan pandangan hidup yang kokoh dan kmprehensif, serta tidak berubah. Hal ini
karenatelah diyakini kebenarannya yang telah teruji oleh sejarah. Kalau
nilai-nilai sebagai pandangan hidup yang dijadikakn dasar pendidikanitu
bersifat relatif da temporal, maka pendidikan akan mudah terombanh ambing oleh
kepentingan dan tuntutan sesaat yang bersifat teknis dan pragmatis.
Sebagai
aktifitas yang bergerak dalam proses pembinaan kepribadian muslim, maka
pendidikan Islam memerlukan asas atau dasar
yang dijadikan landasan kerja. Dengan daar ini akan memberi arah bagi
pelaksanaan pendidikan yang telah
diprogramkan. Dalam konteks ini,dasar yang menjadi acuan pendidikan Islam
hhendaknya meruoakan sumber nilai kebenaran dan kekuatan yang dapat
mengantarkan peserta didik kearah pencapaian pendidikan. Oleh karena itu, dasar
yang terpenting dari pendidikan Islam adalah al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah
(hadis).
Terdapat
dalam Al-Qur’an, surat Asy-Syura ayat 52, yang artinya: “Dan demikian kami
wahyukan kepadamu wahyu (Al-Qur’an) dengan perintah kami. Sebelumnya kamu
tidaklah mengetahui apakah iman itu, tetapi kami menjadikan Al-Qur’an Itu
cahaya yang kami beri petunjuk dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara
hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada
jalan yang benar.”
Hadis nabi Muhammad SAW yang
artinya: “Sesungguhny a orang mu’min yang paling dicintai oleh Allah ialah
orang yang senantiasa tegak taat kepada-nya dan memberikan nasihat kepada
hamba-Nya, sempurna akal pikiranya, serta menasehati pula akan dirinya sendiri,
menaruh perhatian serta mengamalkan ajran-Nya selam hayatnya, maka beruntung
dan memoleh kemenangan ia.”
Adapun konsep dasar pendidikan
islam mencakup pengertian istilah tarbiyah, ta’lim dan ta’bid.
Abdurrahman An-Nahlawi mengemukakan bahwa menurut kamus Bahasa Arab, lafaz At-Tarbiyah
berasal dari tiga kata, pertama, raba-yarbu yang berarti bertambah dan
bertumbuh. Makna ini dapat dilihat dalam Al-Qur’an Surat Ar-Rum ayat 39. Kedua,
rabiya-yarba yang berarti menjadi besar. Ketiga, rabba-yarubbu
yang berarti memperbaiki, menguasai urusan, menuntun, menjaga dan memelihara.
Konsep-konsepnya yaitu:
1.
At Ta’dib
Ta’dib adalah pengenalan dan pengakuan
secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang
tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan sedemikian rupa, sehingga
membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan kekuasaan dan keagungan tuhan di
dalam tatanan wujud dan keberadaannya.[1]
Dalam struktur telaah konseptualnya,ta’dib
sudah mencakup ilmu pengetahuan(‘ilm), pengajaran (ta’lim) dan pengasuhan yang
baik (tarbiyah). dengan demikian, ta’dib lebih lengkap sebagai terminologi yang
mendeskripsikan proses pendidikan islam yang sesungguhnya.
2.
At
Ta’lim
Ta’lim adalah proses pemberian
pengetahuan, pemahaman, pengertian, tanggung jawab, dan penanaman amanah, sehungga
terjadi penucian(tazkiyah)atau pembersihan diri manusia dari segala kotoran
yang menjadikan diri manusia itu berada dalam satu kondisi yang memungkinkan
untuk menerima al-hikmah serta mempelajari segala yang bermanfaat
baginya dan yang tidak diketahuinya.ruang lingkup at-ta’lim mencakup dari fase
bayi, anak-anak, remaja dan orang dewasa.
Kata ta’lim menurut Fattah
merupakan proses yang terus menerus diusahakan manusia sejak lahir. Sehingga
satu segi telah mencakup aspek kognisi dan pada segi lain tidak mengabaikan
aspek afeksi dan psikomotorik. Fattah juga mendasarkan pandangan tersebut pada
argumentasi bahwa Rasulullah saw, diutus sebagai Muallim, sebagai
pendidik dan Allah SWT sendiri menegaskan posisi Rasul-Nya yang demikian itu
dalam surat Al-Baqarah: 151.
كَمَا أَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولا
مِنْكُمْ يَتْلُو عَلَيْكُمْ آيَاتِنَا وَيُزَكِّيكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتَابَ
وَالْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُمْ مَا لَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُونَ
“Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan
nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang
membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan menyucikan kamu dan mengajarkan
kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah (As Sunah), serta mengajarkan kepada kamu apa
yang belum kamu ketahui.”
3.
At
Tarbiyah
Kata Tarbiyah
merupakan masdar dari rabba-yurabbi-tarbiyatan. Kata ini ditemukan dalam
Al-Qur;an surat Al-Isra ayat 24.
وَاخْفِضْ لَهُمَا
جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي
صَغِيرًا
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap
mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah
mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.
Kedua rabiya-yarba
dengan wazan khafia-yakhfa,yang berarti menjadi besar. atas
makna iniah Ibnu Al Arabi mengatakan:
فمن يك سائلا عنى فإنى بمكة منزلى وبها ربيت
“jika orang
bertanya tentang aku,maka mekah adalah tempat tinggalku dan disitulah aku
dibesarkan”
Ketiga rabba-yarubbu dengan wazan madda-yamuddu yang
berarti memperbaiki, menguasai
urusan, menuntun, menjaga
dan memelihara.
Dari ketiga asal kata di atas dapat disimpulkan bahwa tarbiyah
terdiri dari empat unsur,yaitu:
Ø Menjaga dan memelihara fitrah anak menjelang baligh.
Ø Mengembangkan seluruh potensi dan kesiapan yang bermacam-macam.
Ø Mengarahkan seluruh fitrah dan potensi anak menuju kepada kebaikan
dan kesempurnaan yang layak baginya.
Proses ini dilaksanakan secara bertahap
Dengan demikian, secara umum dapat kita katakana bahwa pendidikan
islam itu adalah pembentukan kepribadian muslim, iman sekaligus amal.
B.
Pendekatan
Sistem Dalam Pendidikan Islam
Pendekatan sistem adalah suatu proses kegiatan mengidentifikasi
kebutuhan, memilih problem mengidentifikasi syarat-syarat pemecahan problem
serta memilih alternatif pemecahan problem yang paling tepat mengevaluasi hasil
dan merevisi sebagaian atau seluruh sistem yang dilaksanakan sehingga memenuhi
kebutuhan dalam memecah masalah secara lebih baik.
Secara pengertian sistem adalah gabungan dari komponen-komponen
yang terorganisasi sebagai satu kesatuan dengan maksud untuk mencapai tujuan
yang di tetetapkan. Pendekatan sistem dalam pendidikan Islam adalah suatu
proses kegiatan mengidentivikasi seluruh komponen-komponen dalam pembelajaran
Islam untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dalam pendidikan agama Islam.
Beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam pendidikan islam
1.
Pendekatan
pengalaman
Pendekatan pengalaman yaitu pemberian
pengalaman keagamaan kepada peserta didik dalam rangka penanaman nilai –nilai
keagamaan baik secara individual maupun kelompok. Metode yang dipakai dalam
pendekatan pengalaman , diantaranya :
a.
Metode
eksperimen (percobaan)
b.
Metode
drill (latihan)
c.
Metode
sosiodarma dan bermain peranan
d.
Metode pemberian tugas belajar dan resitasi
2.
Pendekatan
Pembiasaan
Pembiasaan adalah suatu tingkah laku
tertentu yang sifatnya otomatis tanpa di rencanakan terlebih dahulu dan berlalu
begitu saja tanpa dipikirkan lagi[2].
Metode mengajar yang perlu dipertimbangkan untuk dipilih dan digunakan dalam
pendekatan pembiasaan antara lain :
a.
Metode
latihan(drill)
b.
Metode
pemberian tugas
c.
Metode
demonstrasi
d.
Metode
eksperimen
3.
Pendekatan
Emosional
Pendekatan emosional ialah usaha untuk
menggugah perasaan dan emosi peserta didik dalam meyakini ajaran islam serta
dapat merasakan mana yang baik dan mana yang buruk.[3]
4.
Pendekatan
Keteladanan
Pendekatan keteladanan adalah
memperlihatkan keteladanan,baik yang berlangsung melalui penciptaan kondisi
pergaulan yang akrab antara personal sekolah , perilaku pendidikan dan tenaga
pendidikan lain yang mencerminkan akhlak terpuji.,maupun yang tidak langsung
melalui suguhan beberapa kisah keteladanan.[4]
C.
Ciri-Ciri
Sebuah Sistem Dam Komponennya
Setiap sistem yang hanya mementingkan satu segi manusia dan
memisahkan nya dari segi lain akan terjerumus dalam kesalahan dan kehancuran
untuk yang lain. Islam di samping yakin akan adanya banyak segi manusia,
jasmani, akal, dan rohaninya dengan berbagai kebutuhan dan daya setiap itu
meyakini pula kesatuan dan keterpaduan. Wujud manusia tersebut dan tidak
mungkin di pisah-pisahkan satu dengan yang lain fitrah sempurna yang berjalan
menurut garis yang telah di tetepkan Allah SWT roh, akal, tubuh membentuk satu
wujud yang utuh yang disebut manusia.
Bentuk-Bentuk Sistem Pendidikan Islam
a. Sistem Ibadah
Bentuk
sistem pendidikan Islam yang paling utama adalah ibadah tetapi ibadah menurut sistem
ini perlu di jelaskan. Ibadah tidaklah terbatas hanya pada amal ibadah yang
sudah dikenal seperti : sholat, puasa, zakat yaitu kebaktian yang hanya di
tunjukkan kepada Allah SWT mengambil petunjuk hanya dari Nya saja, tentang
segala persoalan dunia dan akhirat dab kemudian mengadakan hubungan yang terus
menerus dengan Allah tentang semuanya itu.Sholat, puasa, zakat, haji dan
seluruhnya adalah ibadah serta semua pikiran, perasaan manusia bila tujuannya
buat Allah dan dia sudah mengucapkan shalat, tidak hanya sebagai hiasan bibir.
b.
Pembinaan
Rohani
Roh
yaitu suatu yang masih, samar dan belum jelas batasannya semua yang tidak
terjangkau oleh indera, menurut mereka, berarti tidak ada. Sedangkan roh
bukanlah sesuatu yang bisa dijangkau dengan indera ia adalah sesuatu yang tidak
mempunyai wujud.Tetapi kita akan mengatakan bahwa roh itu adalah kekuatan yang
menghubungkan manusia dengan sesuatu yang tidak diketahui, dengan sesuatu yang
tidak mungkin ditangkap oleh indera mempelajari sesuatu yang tidak tertangkap
oleh indera adalah salah satu aktivitas roh. Mimpi memperoleh satu berita
adalah salah satu bentuk aktivitas roh. Aktivitas-aktivitas itu hanyalah
merupakan aktivitas sampingan. Tugas pokok roh sebenarnya adalah mengadakan
kontak atau hubungan dengan Allah merupakan pemeliharaan kehidupan manusia
penuntun kepada kebenaran merupakan penghubung antara manusia dengan Allah SWT.
Islam untuk membina rohani memperhatikan tanda-tanda kebesaran Allah Al-Qur’an
memiliki suatu kekuatan membangunkan hati dari kebekuan.
الم يعلم ان الله له ملك السموت والارض (البقرة: ۱۷)
“Tidaklah kau ketahui bahwa Allah yang menguasai kerajaan langit dan bumi.”
c.
Pendidikan
Intelektual
Pembinaan
otak dan pembinaan jasmani dengan dasar-dasar kerohanian yang berhubungan
adalah suatu bangunan yang sempurna dan terpadu. Dengan akal manusia
dapat membedakan yang satu dari yang lainnya mengenal kemampuannya memahami
cara menggunakannya serta menciptakan sesuatu yang baru dari “benda” yuang
diperolehnya dari lingkungan baik dibumi maupun di langit.Roh yang selalu
mempunyai kontak dengan Tuhan dan memperoleh hidayah menemukan kebenaran dan
menundukkan akal agar berjalan di atas kebaikan Islam menghormati tenaga akal
mendorongnya dan membinanya supaya berjalan di atas jalan yang benar. Islam
memulai pembinaan akal dengan membatasi pandangan akal itu.Dengan demikian
tenaga akal itu akan terhindar dari cengkraman hal-hal ghaib tidak bisa
dijangkau oleh akal.
d.
Pendidikan
Jasmani
Jasmani
bukan hanya otot, panca indera, dan kelenjar-kelenjarnya tetapi juga potensi
yang sangat energik yang muncul dari jasmani dan terungkap melalui perasaan
jiwa itu secara totalitas dengan rasa, pikir dan karsanya tak lain adalah
pantulan jasmani.Islam dalam membina tubuh dan energi potensial itu
memperhatikan dua hal sekaligus yaitu memperhatikan tubuh dari segi bahwa ia
adalah tubuh supaya tubuh itu menemukan tujuan psikologis yang ada kaitannya. Sabda
Nabi “Tubuhmu itu mempunyai hak yang harus kau penuhi yaitu memberikan, memberi
kesempatan istirahat, membersihkannya dan membinanya supaya kuat dengan berolah
raga, memanah, berkuda dengan tujuan menguatkan dan melatih badan agar tahan
menderita dan kuat bekerja keras.Shalat melukiskan adanya hubungan jasmani,
wudhu adalah tingkah laku jasmani meskipun mempunyai makna rohaniah, maksudnya
membersihkan badan sebelum melakukan shalat. Shalat itu sendiri adalah gerakan
jasmani yang sekaligus diiringi oleh konsentrasi pikiran dan perasaan serta
tubuh bekerjasama dalam menjaga kesucian, pikiran dan perasaan bila tidak
demikian maka rusaklah shalat. Rohani, akal dan jasmani adalah
jaringan-jaringan yang luas dan komplek saling berhubungan sekaligus saling
bertentangan, perasaan takut perasaan ingin, perasaan cinta dengan perasaan
benci, percaya pada yang dapat dijangkau indra dan percaya kepada yang tidak
dapat dijangkau indra dan sebagainya, semuanya itu merupakan jaringan-jaringan
pada tempat yang berbeda dan bertentangan, namun di samping berlawanan dan
bertentangan ia juga berguna dalam membawa manusia kedalam kehidupan, untuk
memperkuat bangunan manusia itu seluruhnya dan terus berkembang.
D.
Perbedaan
Pendidikan Islam dan Pendidikan Non Islam
Pendidikan Islam adalah merupakan bagian dari ajaran Islam, dimana
tujuan utamanya adalah membina dan mendasari kehidupan anak didik dengan
nilai-nilai agama dan sekaligus mengajarkan ilmu agama Islam, sehingga ia mampu
mengamalkan syariat Islam secara benar sesuai pengetahuan agama,
sedangkan pendidikan umum adalah suatu bagian pendidikan dimana tujuannya umum
adalah suatu bagian pendidikan dimana tujuannya berbeda dengan pendidikan Islam
yaitu membina dan mendasari dengan ilmu-ilmu umum untuk kesenjangan dan
kemaslahatan manusia di dunia.
Model pendidikan Islam yang berorentasi kepada pola pikir bahwa
nilai-nilai lama yang konservatif dan ascetic yang harus dilestarikan dalam
sosok seorang muslim. Sedangkan model pendidikan non Islam berorientasi pada
pola pikir untuk menatap zaman yang berikutnya dan menjawab tantanganzaman.
Kurikulum pendidikan Islam tetap terpelihjara pada prinsip
keseimbangan dan kesatuan watak asli yang islam.
E.
Prinsip-prinsip
Sistem Pendidikan Islam
Muhammad al-Faisal al-Saud menulis bahwa suatu system pendidikan
yang disusun berdasarkan nilai-nilai al-Qur’an merupakan suatu system
transformasi nilai-nilai al-Qur’an itu sendiri dengan jaminan bahwa
karakteristik umat Islam akan terpelihara integritas dan kelurusannya.
Prinsip-prinsipnya :
1.
Prinsip
Tauhid
Prinsip
tauhid merupakan prinsip dalam pendidikan Islam dan setiap sesuatu yang disebut
islami sebagai konsekuensi lagis dari prinsip tauhid sehingga akan muncul
konsekuensi dalam bentuk pengakuan yang tulus, bahwa tuhanlah satu-satunya
sumber otoritas yang serba mutlak.
2.
Prinsip
Integrasi
Suatu
prinsip integrasi yang seharusnya dianut bahwa dunia merupakan jembatan menuju
kampung akhirat karena itu mempersiapkan manusia secara utuh merupakan hal yang
tidak dapat dielakan, agar masa kehidupan duniawi benar-benar bermanfaat
sebagai bekal kehidupan akhirat.
3.
Prinsip
Keseimbangan
Karena
ada prinsip tauhid dan integrasi maka prinsip keseimbangan merupakan kemestian
sehingga dalam pengembangan dan pembinaan manusia tidak muncul kepincangan dan
kensenggangan yaitu keseimbangan antara material dan spiritual, unsure jasmani
dan rohani.Dalam aspek lain dari keseimbangan ini adalah prinsip pengembangan
dan pembinaan mansusia sebagai individu dan kemasyarakatan.
4.
Prinsip
persamaan
Prinsip
ini berasal dari prinsip yang pertama dan prinsip dasar tentang manusia yang
mempunyai kesatuan asal, tidak ada diskriminasi jenis kelamin dan
sebagainya.Menurut catatan ahli sejarah, karena prinsip persamaan yang
diisyaratkan dalam ajaran Islam antara lain yakni melapungkan jalan cepatnya
dakwah islam khususnya pada masyarakat dianak benun India dulu.
5.
Prinsip
pendidikan seumur hidup
Prinsip
ini pula ditekankan karena Islam memang mendambakan umatnya betul-betul tidak
berhenti belajar dan memulainya sejak dini. Sesungguhnya prinsip ini bersumber
dari pandangan mengenai kebutuhan manusia dalam kaitan dengan keterbatasan
manusia sepanjang hidupnya dihadapkan pada tantangan dan godaan yang dapat
menjerumuskannya.
6.
Prinsip
Keutamaan
Prinsip
keutamaan adalah inti dari segala kegiatan pendidikan dengan dengan prinsip ini
ditegaskan bahwa pendidikan bukanlah sekedar proses mekanik, melainkan
merupakan suatu proses yang dimiliki ruh dimana segala kegiatannya diwarnai dan
ditujukan kepada keutamaan-keutamaan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Ta’dib
adalah pengenalan dan pengakuan secara berangsur-angsur ditanamkan kepada
manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan
penciptaan sedemikian rupa, sehingga
membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan kekuasaan dan keagungan tuhan di
dalam tatanan wujud dan keberadaannya.
2.
Ta’lim
adalah proses pemberian pengetahuan, pemahaman, pengertian, tanggung jawab, dan
penanaman amanah, sehungga terjadi penucian(tazkiyah) atau pembersihan diri
manusia dari segala kotoran yang menjadikan diri manusia itu berada dalam satu
kondisi yang memungkinkan untuk menerima al-hikmah serta mempelajari
segala yang bermanfaat baginya dan yang tidak diketahuinya.ruang lingkup at-ta’lim
mencakup dari fase bayi, anak-anak, remaja dan orang dewasa
3.
Pendidikan
Islam itu adalah
pembentukan kepribadian muslim, iman sekaligus amal.
4.
Pendekatan
Sistem adalah suatu proses kegiatan mengidentifikasi kebutuhan, memilih problem
mengidentigikasi syarat-syarat pemecahan problem serta memilih alternatif
pemecahan problem yang paling tepat mengevaluasi hasil dan merevisi sebagaian
atau seluruh sistem yang dilaksanakan sehingga memenuhi kebutuhan dalam memecah
masalah secara lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
al-Attas,muhammad al-naquib,konsep pendidikan dalam islam , 1988,Mizan,Bandung
bahri
saiful,zain aswan,strategi belajar mengajar, 1997,PT.rineka cipta,jakarta
umar
bukhari,Ilmu Pendidikan Islam,2010,Amzah,jakarta
Ramayulis,ilmu
pendidikan islam,2011,kalam mulia,jakarta